Baru-baru ini sejumlah terduga teroris yang juga aktif dalam kegiatan Front Pembela Islam (FPI) berhasil diringkus di Makassar, Sulawesi Selatan. Terkait hal tersebut, Pengamat Intelijen dan Terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib menjelaskan anggota FPI yang gabung kelompok gerakan radikalisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) awal mulanya lantran salah prasangka.
Kala itu pada tahun 2015, anggota FPI ramai-ramai ikut bergabung jaringan teroris lantaran sedang ada masa yang disebutnya sebagai euforia ISIS.
Berdasarkan laporan Suara, Ridwan mengungkapkan bahwa para simpatisan FPI itu salah prasangka dan justru memuji ISIS lantaran saat itu baru saja berdiri dan dinilai tidak memahami betul ke mana arah perjuangannya.
“Berdasarkan data yang saya dapatkan mereka itu sudah keluar dari FPI pada saat bergabung dengan JAD (salah satu jaringan teroris). Memang pada tahun 2015 saat itu sedang terjadi yang kami sebut sebagai euforia ISIS. Jadi orang berlomba-lomba memuji ISIS karena ISIS kan kala itu baru berdiri,” ujar Ridwan dikutip Hops pada Jumat, 5 Februari 2021.
Catatan: ISIS lahir di Suriah dan Irak atas rekayasan AS dan itu sudah diakui Hillary Clinton dan Donald Trump. Sebelumnya Edward Snowden juga sudah lama membongkar praktik tersebut.
Di Asia Tenggara, berbagai laporan menyebut Abu Sayyaf Filipina merupakan cabang yang sah dari ISIS. Sehingga demikian JAD atau ISIS Indonesia merupakan cabang dari yang level regional tersebut.
0 Komentar